HALILINTARNEWS.id, BANTAENG — Dampak pandemi Covid-19 membuat petani diperhadapkan bagai buah simalakama pasalnya, Harga jagung kuning sudah anjlok dipasarang, sehingga petani di Kabupaten Bantaeng Resah dan was-was dalam membudidayakan tanaman yang bertongkol ini.
Dengan kondisi petani di Kabupaten Bantaeng Desa Kayu loe, Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng, seperti yang disampaikan oleh saudara kita Abd Maris lewat pesan WhatsAppnya disalah satu group Forum Pemerhati Petani Butta Toa Bantaeng FP2BT
Menurutnya hasil pertaniannya dalam hal ini komoditi jagung kuning kini sangat memprihatinkan karna berdampak pada petani selain harga sudah dibawah harga standar Rp.2000.00 -1500.00/kg bahkan sudah ada penolakan, dari pembeli, padahal mereka membutuhkan modal untuk menanam kembali”.Ucap Maris
Keluh kesah juga di ungkapkan oleh petani jagung Bungasia (45) yang berdomisili di Desa Kayu loe, Dusun Parang labbua dirinya merasa bingung karena hasil panen jagungnya terpaksa di gudangkan
“Jagung saya tak ada lagi harganya, padahal untuk menanam kembali butuh modal”keluh Bungasia
Menanggapi keluhan petani desa Kayu loe ,Forum Pemerhati Petani Butta toa di group WhatsApp, Aldi Naba Ira dan Aedil Adha sebagai Kordinator dan anggota FP2BT langsung berikan tanggapan dari keluhan petani ini.
Itu yang buat harga terjun bebas dari Rp 4.200 ke Rp.2.900,kalau harga jagung dibawah Rp.3000 dengan kalkulasi modal sampai tenaga itu jelas rugi para petani.

“ini imbas dari Pandemi Covid-19 sehingga ekspor itu terbatas dan membuat perekonomian lumpuh dan saat ini diperlukan edukasi ke petani “.Kata Aldi Naba ,Sabtu (11/4/ 2020).
Ira Katintingpun berkomentar di group ini bahwa kira – kira apa solusinya dengan harga jagung saat ini Rp.1.500 Perkilo?,dan bagaimana jalan keluarnya ini,jangan sampai pemerintah terlalu sibuk dengan Virus Corona ( Covid – 19 ) Terang Ira Katinting.
Pemerintah harus fungsikan resi gudang untuk mengambil semua hasil bumi petani terkhusus jagung,yang meresahkan petani,karena harganya sudah terlampau merosot kebawah,pemerintah jangan hanya fokus dalam penangananĀ covid 19,
Tapi harus juga jeli menyikapi persoalan perekonomian masyarakatnya,karena bisa saja rakyat terhindar dari covid -19,tapi mati karena kelaparan”.Terang Koordinator II FP2BT Aidil Adha.
Hal ini salah seorang Aktvis di Bantaeng Aidil Adha, menyikapi keluhan para petaniĀ di Bantaeng mengatakan, “Pemerintah sudah siapkan resi gudang saat zamannya Bupati Bantaeng Prof Nurdin Abdullah untuk menampung hasil bumi petani jika harga anjlok,jangan sampai anggaran habisĀ terbuang percuma dalam penanganan Covid – 19,sementara petani justru menjerit dan merasa tidak ada kepedulian Ekonomi rakyat. Rakyat butuh hidup dan menghidupi keluarganya,dan tidak untuk dikecilkan Usahanya dikesampingkan”.Usaha para petani akan sia – sia jika hasil panennya tidak ada hasil yang memuaskan,Jelas Aidil Adha.
Penulis : Mariyani, SE
EditorĀ Ā : Awing
halilintarnews.id. 2020